SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI, PASTIKAN ANDA JADI BAGIAN SANG PERUBAH PERADABAN

JADILAH GENERASI JITU DENGAN MEN"JITU"KAN DIRI SENDIRI

Jumat, 16 Desember 2011

Bezie Galih Manggala

Cinta dan Pernikahan: Sebuah Karangan Bunga

15/12/2011 | 20 Muharram 1433 H | Hits: 902
Oleh: Bezie Galih Manggala
Kirim Print
Ilustrasi (romanticlovepictures.com)
Oleh: Bezie Galih Manggala dan Foezi Citra Cuaca Elmart
dakwatuna.com - Bismillahirrahmanirrahim
Allahurabbana, jauhkan kami dari segala keburukan dan kejahatan makhlukMu, baik itu niat maupun perilaku.
Aamiin.
“Hal yang klasik dari cinta adalah ia akan terasa manakala ditinggalkan.”
- one of our brother
Cinta. Cinta. Cinta. Seringkali dijadikan bahasan yang tak pernah bosan untuk diperbincangkan. Meski seringkali ia buntu dalam definisi dan tak masuk logika memaknainya. Tapi, bukan berarti ia tak memiliki arti dan makna yang hakiki dan sejati; tentunya dari yang telah menghadirkan cinta itu sendiri, Yang Maha Memiliki.
Senja bagi kesendirian sepertinya telah mulai turun di Jakarta, begitu pula di kota-kota lainnya di penjuru Nusantara. Entah apakah ada korelasinya atau tidak, kami tidak pernah benar-benar tahu; tapi seiring dengan menjamurnya Janur di Gedung-gedung resepsi, diskusi-diskusi tentang cinta dan pernikahan seolah-olah tidak berhenti masuk ke meja redaksi kami.
Satu hari sebelumnya, seorang sahabat hadir dan menyapa ruang maya dimana kami biasa menggelar taplak-taplak meja di atas meja-meja kayu dengan daun bundar, dengan gelas-gelas coklat hangat untuk menemani ruang diskusi kami. Sahabat tersebut bertanya tentang makna cinta yang impersonal, yang saya maknai sebagai fakta bahwa cinta dalam hati kita adalah amanah yang dititipkan oleh Sang Maha Pemilik Cinta; kita hanya menjalankan tugasnya, sehingga tak berhak atas klaim apapun yang menjadi konsekuensi dari menyampaikan cinta; tidak benar-benar cemburu, tidak benar-benar merasa kehilangan, tidak juga kita berhak untuk mengekang cinta dengan klaim kita; tidak, kecuali pada batas-batas yang telah diizinkan oleh Yang Menitipkan Cinta Pada Kita.
Hari berikutnya, Allah pasti tengah mengingatkan kami tentang apa itu cinta; setelah dua buah bincang menyenangkan tentang interaksi ikhwan-akhwat; yang satu diiringi pertengkaran seru serta tawa lucu yang hadir karena bayi Musa sibuk bermain dengan kue tart, yang lain penuh rasa haru karena diiringi cinta yang tulus seorang guru kepada anak didiknya, serta kritik penuh kasih anak didik tersebut kepada pembimbingnya, seorang sahabat tiba-tiba menyampaikan dua buah pertanyaan yang menarik untuk kita ambil hikmahnya dalam sebuah pembahasan.
Dua pertanyaan tersebut adalah,
1. Mana yang baik, cinta dulu baru menikah, atau menikah dulu baru cinta?
2. Seberapa pentingkah cinta dalam pernikahan?
Kami tersenyum, sahabat tersebut seperti menjelma sesosok malaikat, yang Allah sampaikan langsung untuk memberi kami pengingat tentang hakikat cinta; maka sembari meminta perlindungan kepada Allah dari bisikan syaithan yang senantiasa membuat kami lupa pada hakikat-hakikat kehidupan yang sebenarnya, kami coba jawab pertanyaan tersebut dengan memaknai terlebih dahulu. “Apa itu cinta?”
Ya, apa itu cinta?
Dalam bahasa Indonesia, sulit sekali rasanya untuk mendefinisikan secara pasti, seperti apa rupa cinta sebenarnya. Perasaan kita pada orang tua, apakah itu cinta? Ya, itu cinta. Perasaan kita pada sahabat juga teman halaqah, apakah itu cinta? Ya, itu juga cinta. Perasaan seorang istri kepada suaminya, atau sebaliknya, perasaan seorang suami kepada istrinya, adakah itu cinta? Ya, apalagi itu, itu cinta! Semuanya dalam Bahasa Indonesia disebut Cinta, meski kita sama-sama mahfum bahwa pada kenyataannya, satu dan lainnya sejatinya berbeda-beda maknanya.
Tentu tidak sama rasa cinta kita pada orang tua, pada sahabat, dan pada pasangan hidup kita. Tapi tiga-tiganya sama-sama kita sebut cinta, padahal sejatinya berbeda, bukan?
Jika kami boleh menyimpulkan, inilah salah satu karakter dalam bahasa kita; banyak kenyataan yang berbeda yang hanya direpresentasikan oleh satu kata yang sama, sehingga secara keilmuan, menghadirkan tantangan tersendiri untuk mendefinisikan.
Jika kami boleh menggambarkan, dalam bahasa Indonesia, cinta sebenarnya adalah sebuah kata umum, yang menjelaskan suatu rangkaian dari rasa yang sifatnya jauh lebih khusus.
Sederhananya begini, mari kita bayangkan sebuah karangan bunga. Terangkai dari bermacam mahkota dengan ragam rupa, ranah warna, dalam berbagai bentuk yang berbeda-beda. Karangan bunga yang berbeda dapat ditujukan untuk kesempatan dan acara yang berbeda-beda. Karangan bunga mawar dua warna dapat ditujukan untuk sebuah momen yang menunjukkan romansa yang kental, mungkin dengan gelas-gelas kristal dan candlelight dinner? Karangan bunga yang berbeda mungkin dapat ditujukan untuk sebuah acara makan malam keluarga, belasungkawa, atau ucapan selamat seorang sahabat yang baru saja menamatkan pendidikan doktoratnya.
Seperti apapun komposisi bunga di dalamnya, ditujukan untuk acara apapun, mewakili kesempatan apapun, karangan bunga hanya memiliki satu nama; Ya, karangan bunga!
Sekarang, mari kita coba analogikan cinta sebagai karangan bunga. Pada cinta juga terdapat bunga-bunga rasa yang berbeda-beda, dengan komposisi yang berbeda untuk setiap kesempatan cinta yang juga berbeda. Ada karangan bunga merah-putih untuk suami/istri tercinta. Bunga Matahari untuk mereka yang selalu kita perhatikan langkahnya. Ada juga karangan belasungkawa bagi mereka yang pernah bersetia mengisi hari-hari kita, tapi dipanggil pergi terlebih dahulu oleh Yang Sejatinya Sangat Mencintai dirinya.
Kembali ke pertanyaan semula tentang cinta, untuk memutuskan sebuah jawaban tentang cinta, bijak adalah memahami komposisi apa saja yang mungkin terdapat dalam sebuah cinta.
A. Dalam sebuah cinta, bisa dipastikan hadir apa yang disebut sebagai afeksi, “kasih sayang.” Ini adalah jenis rasa seperti apa yang kita miliki terhadap keluarga, saudara, atau sahabat-sahabat kita.
B. Ada juga yang disebut care, atau perhatian. Ini yang terjadi saat kita memikirkan orang-orang terdekat yang mungkin sedang sakit atau dalam perjalanan, misalkan. Keinginan untuk mengirimkan pesan singkat untuk sekedar menanyakan kabar, atau perkembangan pekerjaan yang selalu mereka keluhkan, itu adalah perhatian. Perhatian pada cinta memegang peran penting karena ia cenderung mengharapkan kebaikan serta keselamatan bagi mereka yang begitu kita perhatikan.
C. Perhatian ini, pada tingkatan tertentu, biasanya menghadirkan komposisi lain dari cinta, yaitu service, rasa ingin membantu, melayani, dan juga memberi. Pada tingkatan ini, biasanya seseorang begitu menderita apabila tidak dapat menyampaikan bantuan atau pemberiannya kepada orang yang dicintainya.
D. Pada cinta jenis tertentu, ada juga apa yang disebut passion, atau eros, lebih dekat dengan syahwat dalam terminologi Islam; sifat dari rasa ini biasanya possesif dan physical. Rasa ini juga yang biasanya bertanggung jawab atas kecemburuan. Biasanya terdapat pada cinta seorang suami terhadap istrinya, dan juga berlaku sebaliknya.
E. Selain hal-hal tersebut, dalam cinta juga terdapat interest, yaitu minat, atau ketertarikan. Biasanya menghadirkan kerinduan, rasa senang ketika berdekatan, dan ruang kosong yang khas dalam dada ketika yang diminati tak sedang berada dekat dengan kita.
Nah, inilah sebagian besar komposisi dari apa yang dalam bahasa Indonesia disebut sebagai cinta.
F. Namun, sebenarnya ada yang lebih dalam maknanya tentang cinta, yaitu yang disebut rahmah. Rahmah adalah cinta kasih yang muncul atas kesadaran bahwa Allah adalah Ar-Rahman. Konsekuensi akhlakiyahnya adalah mencintai segala sesuatu yang dicintai Allah SWT. Seperti yang dapat dilihat dari penjabaran 8 Definisi cinta dalam Al-Qur’an. [1]
Pada bahasan tersebut, dikatakan bahwa jenis Cinta Rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya dibanding dirinya sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih meski untuk itu ia harus menderita.
Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya. Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antar orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Dari itu maka dalam al Qur’an, kerabat disebut al-arham, dzawi al-arham, yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata rahmah).
Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim. Selanjutnya di antara orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu bersilaturahim, atau silaturahim artinya menyambung tali kasih sayang. Suami istri yang diikat oleh cinta mawaddah dan rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir batin-dunia akhirat.
Lalu, ada yang bertanya: “Lebih baik mana, mencintai terlebih dahulu lalu menikah, atau menikah dulu lalu berusaha untuk mencintai?”
Seperti yang telah disepakati sebelumnya tentang analogi cinta sebagai rangkaian bunga, maka rangkaian bunga yang kita berikan pada kedua orang tua (biasanya terdiri dari afeksi, service, care, dan rahmah), tentunya berbeda dengan rangkaian bunga yang kita miliki untuk suami/istri, yang biasanya lebih kental unsur passion dan care-nya.
Lantas, untuk calon suami/istri? Dalam hal ini, kami tidak memiliki hak untuk berpendapat; sebab Allah melalui RasulNya telah terlebih dahulu menyampaikan pendapatNya.
Dalam sebuah hadits yang disampaikan oleh Abu Hurairah radhiyallahu‘anhu, ada kisah tentang seorang sahabat yang datang dan mengabarkan kepada Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa sallam bahwa dia telah melamar seorang wanita dari kalangan Anshar. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya:
أَنَظَرْتَ إِلَيْهَا؟ قَالَ: لاَ. قَالَ: فَانْظُرْ إِلَيْهَا فَإِنَّ فِي أَعْيُنِ اْلأَنْصَارِ شَيْئًا
“Apakah engkau telah melihatnya?”
Lelaki itu menjawab: “Belum.”
Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa sallam berkata: “Hendaklah engkau melihat terlebih dahulu karena pada mata wanita-wanita Anshar ada sesuatu.”[2]
Para ulama menyimpulkan, bahwa hadits tersebut menganjurkan kepada kita untuk melihat terlebih dahulu calon istri/suami kita, supaya hadir dalam diri kita interest atau ketertarikan, atau dalam bahasa Indonesia dikenal juga dengan istilah kecenderungan.
Apakah kecenderungan bisa diartikan sebagai cinta? Dengan cara pandang tertentu, tentu saja bisa. Tapi jangan sampai terlalu kental passion-nya, agar tidak menjadi posesif, apalagi sebelum takdir Allah mengikat hubungan keduanya dengan pernikahan yang sah.
Toh pada perjalanannya, rangkaian pada cinta biasanya bertransformasi. Sebagaimana cinta pada teman halaqah yang juga berubah, terkadang unsur service lebih banyak bermain, terkadang hanya ‘sekedar’ care. Tak jarang juga hadir kebencian yang mewarnai pertengkaran-pertengkaran (ya, benci juga termasuk salah satu komposisi cinta), besoknya bermaaf-maafan sambil saling bertangisan.
Inilah dinamika komposisi cinta, suatu hal yang niscaya. Dapat kita lihat bahwa karangan bunga cinta selalu dinamis, ini yang menjadikannya begitu manis. Dinamika ini yang menjadikan cinta begitu menarik hati manusia; coba bayangkan diri Anda menonton sebuah film yang tidak memiliki dinamika, klimaks dan anti-klimaks, sejak awal hingga akhir alur dan ceritanya datar-datar saja; pasti Anda tidak akan tertarik. Maka tafsirkan sendiri di hati masing-masing, bagaimana rasa cinta Anda dengan dinamikanya; jika ia menggelitik hati, maka mari kita sama-sama syukuri.
Kembali ke soal calon suami/istri, tentu saja “rahmah” tetap harus diutamakan. Karena bila faktor rahmah sudah mengental, maka apa yang dicintai Allah, itulah yang kita cintai. Namun kita jangan sampai juga melupakan faktor diri, karena bagaimanapun kita bukan Rasul, yang oleh Allah memang dijadikan rahmatan lil alamin. Namun pula, bukan berarti kita tidak bisa berusaha meneladaninya, tapi, menjadi realistis juga sangat penting.
Meminjam istilah orang bijak: “Jodoh itu memang di tangan Allah, namun bila tidak kita usahakan, ya tetap akan di tangan Allah!” Dalam ikhtiarnya, tentunya menjadi realistis juga penting. Jangan hanya beralasankan rahmah, misalkan, karena seseorang itu shalih dan faqih, maka kita mau nikahi padahal kita sama sekali tidak memiliki kecenderungan terhadapnya. Kalau sampai begitu, tentu kasihan sekali pernikahannya, karena tanpa kecenderungan cinta akan sulit berkembang. Itulah hikmah dari disyariatkannya Nazhar, atau “melihat” calon suami/istri terlebih dahulu.
Lalu, ada yang bertanya lagi: “Seberapa penting peran cinta dalam sebuah pernikahan?”
Tentu jawabannya “penting sekali”! Tapi kita harus tetap ingat bahwa: “We are the driver, not the passenger in life.”[3]
Kita adalah juru mudi dari rasa. Jadi bukan cinta yang mengendalikan kita, melainkan kita yang mengendalikan cinta kita.
#AnotherPerspective
Saat menemukan keburukan suami/istri, niatkan untuk menutupi dan memperbaikinya karena Allah, itulah cinta.
Saat menemukan kelebihan suami/istri, niatkan untuk mengingatkannya agar tetap rendah hati karena Allah, itulah cinta.
Saat merasa tidak nyaman dengan suami/istri, niatkan untuk bersetia tinggal karena Allah, itulah cinta.
Dan saat merasa begitu nyaman dengan suami/istri, ingatkan kepadanya bahwa inilah kasih Allah, dan itulah cinta.
Ingat bahwa rahmah itu impersonal. Itu adalah kasih sayang Allah langsung kepada hambaNya. Jika ingin menjaga rahmah dalam cinta, maka jangan jadikan kecintaan kepada selain Allah dan Rasulnya jauh lebih besar. Itulah makna kesetiaan dalam Islam. Sebab jika sampai melanggar itu, bisa mencelakakan baik yang dicintai maupun yang mencintai. Na’udzubillah min dzalika.
“Apa itu cinta?” Ya, cinta. Satu kata yang membuatmu tak cukup hanya menggaruk kepala untuk menemukan definisinya. Satu kata yang selalu membuatmu terpaksa menitikkan air mata. Bukan karena lidahmu yang kelu untuk menjabarkannya, ataukah naifnya dirimu untuk mengakuinya. Hanya saja kau terlalu takut akan hati dan pikiranmu sendiri, yang mungkin telah sering menggerus niat yang semestinya lurus. Menyimpangkan segalanya dari yang paling Cinta.
Ah, cinta. Aku pun tak mendapat ringkasannya secara jelas, pun narasinya yang tak tereja. Bukan sekadar ia yang abstrak dan membuatmu bergolak, ia yang samar seiring kencangnya dadamu berdebar, ia yang tersohor picisan namun merayapimu perlahan. Yang aku tahu, ia itu semakin berharga ketika kita tak bisa mendefinisikannya. Ia bukan hanya perhitungan seberapa kau memberi dan menerima, namun menjunjung keseimbangan di antara keduanya. Ia bukan antara aku, kamu atau kita, tapi ia jauh lebih mulia menghadirkan yang Maha Mulia.
- kutipan “one of my letter for my husband.”
Di luar itu semua, yang lebih penting dari memikirkan bagaimana itu cinta dan pernikahan adalah memantaskan diri untuk mendapat yang terbaik. Siapkan ilmu, amal dan mental karena Allah, menjadi ikhwan dan akhwat berkualitas yang memang pantas bersanding dengan hamba Allah yang berkualitas pula.
Wallahualam Bish Shawab

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2011/12/17097/cinta-dan-pernikahan-sebuah-karangan-bunga/#ixzz1gfGsHRRd

Di Hutan Mangrove "Cinta" Agus-Bah Renggo Bersemi?

TINJAU LEGONKULON- Ada yang menarik pada kegiatan tanam 1.000 pohon Mangrove di pesisir Pantura Subang. Ada 2 tokoh yang saat ini santer disebut-sebut akan majur dalam Pemilihan Bupati Subang.

Kedua tokoh itu adalah Ketua DPD PKS Subang Agus Masykur Rosyadi dan Budayawan Subang yang terakhir ini diusung masyarakat Sunda untuk maju dalam Pilgub dari Independent, Wawan Renggo.
Pertemuan keduanya di moment itu memunculkan spekulasi politik yang mengisyaratkan menjadi embrio keduanya akan berpasangan pada Pilgub Oktober 2013 mendatang. Apalagi keduanya sempat memanfaatkan pertemuan itu untuk foto bersama.

Tidak itu saja, di lokasi penanaman 1.000 pohon mangrove di Pajodangan, Desa Tegalurung, Kecamatan Legonkulon gambar wajah keduanya muncul di sejumlah atribut seperti spanduk.

Saat dikonfirmasi, Wawan Renggo atau akrab disapa Abah Renggo tidak menampik. Dalam politik, menurutnya semuanya tidak mustahil dan bisa terjadi. Ia menegaskan "pernikahan" politik bisa dilakukan dengan siapa saja jika memiliki persamaan misi dan visi. "Dengan siapapun bisa saja, asal sejalan dan sepikiran untuk membangun Subang," ujarnya singkat kepada TINTAHIJAU.COM.

Sementara Agus Masykur, saat ini pihaknya belum membicarakan soal calon pasangan pada Pemilihan Bupati. Ia menyatakan, pihaknya masih konsetrasi pada tahap sosialisasi.

"Saat ini belum saatnya berbicara pasangan, karena saya kira semuanya msh dalam tahap sosialisasi (pengenalan). Kedepan ketika sudah saatnya, bisa jadi pasangan itu terjadi," tegasnya.

SEBUAH TELADAN TARBIYAH ARKANUL BAI'AH

SEBUAH TELADAN TARBIYAH DALAM ARKANUL BAI’AH


Arkanul bai’ah yang dimaksud disini adalah rukun-rukun bai’at yang dikumpulkan oleh Imam Hasan Al-Banna rahimahullah kepada mujahidin dari Ikhwanul Muslimin, yang tercantum dalam risalah ta’lim (Pengajaran). Adapun sebelum kita memahami tentang isi dari baiat ini sebenarnya kita harus menempatkannya pada bingkai yang benar. Bai’at yang dimaksud disini bukanlah baiat kepada seorang imamah ‘uzhma pemimpin kaum muslimin atau khalifah, namun ia adalah baiat untuk beramal. Ia adalah termasuk pada bai’at khusus bukan bai’at umum yang diberikan ahlul halli wal ‘aqdhi kepada seorang imam utama kaum muslimin, dimana baiat yang terakhir ini menuntut syarat konsensus dari ummat islam. Sa’id Hawwa dalam di afaqit ta’lim (diterjemahkan menjadi membina angkatan mujahid) mengatakan bai’at ini seperti bai’at kepada guru. Sebagaimana Imam Hasan Al-Banna sendiri yang mengatakan dalam pembukaan risalahnya “Ini adalah risalahku untuk mujahidin dari kalangan ikhwanul muslimin”. Sehingga tidaklah tepat jika kita mengaitkan baiat ini dengan konteks hadits-hadits yang berisi konsekuensi bai’at terhadap imamah ‘uzhma, dengan demikian maka orang yang tidak berbaiat kepada pimpinan jamaah dakwah bukanlah orang yang kafir. Hal ini tersirat dalam pernyataan mursyid ‘aam ke dua ikhwan Hasan Al-Hudaibi rahimahullah ketika memecat lima orang anggota hai’ah ta’sisiyyah (dewan pendiri, termasuk syaikh Muhammad Al-Ghazali rahimahullah) “Bisa jadi mereka lebih mulia dari kita di mata Allah, namun mereka dikeluarkan semata-mata karena masalah organisasi”.
Apalagi mengenakan hadits apabila keluar dari bai’at terhadap jamaah dakwah berarti mati jahiliyah lantas memvonis orang yang melakukan hal tersebut kafir, padahal mati jahiliyah di sini memiliki pembahasan tersendiri, bahkan dalam konteks baiat kepada imamah ‘uzhma. Dalam Fathul Baary, Ibnu Hajar memberikan komentar tentang pengertian “Miitatan Jahiliyyatan” bahwa yang dimaksud dengan kalimat tersebut adalah sebagai   berikut:

”Yang dimaksud dengan mati Jahilyyah dengan bacaan mim kasroh  Miitatan bukan Maitatan adalah keadaan matinya seperti kematian di jaman Jahiliyyah dalam keadaan sesat tiada imam yang ditaati karena mereka tidak mengetahui hal itu. Dan bukan yang dimaksud itu ialah mati kafir tetapi mati dalam keadaan durhaka” (Fathul Baary 7/13)

Imam al-Qodhy ‘Iyadh berkata: Yang dimaksud dengan sabda Rasulullah SAW: Barang siap yang keluar dari ketaatan imam dan meninggalkan jama’ah maka ia mati miittan jahiliyyatan adalah dengan mengkasroh mim miitatan yaitu seperti orang yang mati di jaman Jahiliyyah karena mereka ada dalam kesesatan dan tidak melaksanakan ketaatan kepada seorang imam pun.(Ikmaalul Mu’allim bi Fawaaidi Muslim (syarah shohih Muslim) 6/258)
Arkanul Bai’ah merupakan sebahagian dari risalah Imam Syahid Hasan Al Banna yang bertajuk Risalah Ta’alim Wal Usar. Risalah ini dimunculkan oleh Imam Hasan Al Banna ditengah-tengah perpecahan yang terjadi dalam gerakan-gerakan Ishlah (reformasi) kembali untuk menyatukan semua kaum Muslimin. Setelah Kekhalifahan Turki Ustmani runtuh pada tahun 1924 M muncullah banyak gerakan penyedaran untuk kembali memperbaiki keadaan Umat Islam.
Gerakan-gerakan ini mempunyai beberapa ciri :
1. Cenderung mengambil gerakan yang parsial, iaitu terlalu mengutamakan pada satu aspek perbaikan saja. Ada yang hanya mementingkan aspek aqidah saja, ada yang hanya memfokuskan pada aspek ekonomi dan sosial saja, ada yang memfokuskan pada pembentukan tokoh saja kerana mereka menganggap umat saat sekarang ini kehilangan tokoh. Bahkan ada yang hanya memfokuskan pada aspek politik saja.
2. Antara pelbagai kelompok ini sering tidak akur dan saling menjatuhkan antara satu dengan lainnya. Sehingga perubahan itu tidak kunjung menemukan titik temu yang satu dan kekuatan umat begitu rapuh.
Didasari oleh realiti inilah maka Imam Syahid Hasan Al Banna memformulasikan kerangka berfikir untuk menyatukan semua gerakan penyedaran umat ini untuk saling bekerjasama dengan semangat kecintaan, kasih sayang dan bantu membantu.
Risalah ini ditulis Imam Syahid pada tahun 1943 M. risalah ini termasuk risalah yang terpenting yang ditulis oleh beliau. Bahkan Ustaz Abdul Halim Mahmud menganggapnya sebagai puncak dan intisari dari semua risalah yang beliau tulis.
Lantas bagaimana kita memposisikan arkanul baiah ini. Bukan berarti tidak ada ketaatan atau perihal yang mengikat dalam baiat untuk beramal ini, karena pada dasarnya ia adalah janji dan amanah yang harus ditepati oleh orang-orang yang beriman. Dan inilah keistimewaan dari arkanul bai’ah yang disusun oleh imam Hasan Al-Banna, bahwa yang mengikat bai’at seorang al-akh dengan pemahaman (al fahmu), sehingga komitmen yang dihasilkan begitu kuat karena pemahaman al-akh dengan nilai yang dibawa oleh dakwah ini, sehingga idealnya seorang al-akh harus memahami dulu fikrah islamiyyah as-samimah (fikrah islami yang bersih) yang tercantum dalam ushul isyrin yang merupakan bagian pokok dari rukun al-fahmu ini, dan menempatkannya dalam pemahaman yang benar pula sesuai dengan pemahaman salafus-shalih ridwanullah ‘alaihim dan tidak bertentangan dengan al-quran dan sunnah. Dengan pemahaman inilah al-akh yang berbaiat memilih dan menempatkan komitmennya, sehingga ia percaya bahwa ia berada pada jalan yang benar.
Adapun rincian singkat rukun-rukun berikutnya adalah :

1. Al Fahm: memahami agama Islam dengan benar dan komprehensif.
2. Al Ikhlas: Ikhlas kerana Allah dalam beramal untuk Agama
3. Al ‘Amal: beramal demi agama ini dengan memperbaiki diri sendiri, rumah tangga Muslim, masyarakat, pemerintahan dan seterusnya.
4. Al Jihad: jihad fi sabilillah dengan pelbagai tingkat dan variasinya.
5. At Tadhliyyah: berkorban waktu, kesungguhan, harta, dan jiwa demi agama
6. At Tha’ah: Mentaati Allah dan Rasulnya, baik dalam keadaan susah atau mudah, senang mahupun benci.
7. Ats Tsabat: memegang teguh agama, baik dari sisi aqidah, syari’ah, mahupun perbuatan, sekalipun harus memakan waktu yang panjang untuk sampai pada tujuan.
8. At Tajarrud: membersihkan diri dari pemikiran yang bertentangan dengan pemikiran Islam dan dari setiap manusia atau rakan yang memisahkan antara seorang Muslim dengan loyalitinya kepada agamanya.
9. Al Ukhuwwah: persaudaraan dalam agama, kerana persaudaraan merupakan saudara kesatuan dan terapi bagi keterpurukan dan kehancuran, sedangkan perpecahan merupakan saudara kekufuran.
10. At Tsiqah: Kemantapan hati dalam mengawal perbuatan demi Islam sesuai dengan kaedah Islam yang mengatakan,” tidak ada ketaatan dalam bermaksiat kepada Khalik.”

Ust. Aus hidayat Nur menggambarkan Arkanul baiat sebagai berikut :
Katakanlah, “Inilah jalanku, aku mengajak kalian kepada Allah dengan bashiroh, aku dan pengikut-pengikutku – mahasuci Allah, dan aku bukan termasuk orang-orang yang musyrik”.
Jalan dakwah panjang terbentang jauh ke depan. Duri dan batu terjal selalu mengganjal, lurah dan bukit menghadang. Ujungnya bukan di usia, bukan pula di dunia tetapi Cahaya Maha Cahaya, Syurga dan Ridha Allah Cinta adalah sumbernya, hati dan jiwa adalah rumahnya
Pergilah ke hati-hati manusia ajaklah ke jalan Rabbmu,nikmati perjalanannya, berdiskusilah dengan bahasa bijaksana Dan jika seseorang mendapat hidayah karenamu Itu lebih baik dari dunia dan segala isinya…
Pergilah ke hati-hati manusia ajaklah ke jalan Rabbmu
Jika engkau cinta maka dakwah adalah Faham
Mengerti tentang Islam, Risalah Anbiya dan warisan ulama
Hendaknya engkau fanatis dan bangga dengannya Seperti Mughirah bin Syu’bah di hadapan Rustum Panglima Kisra
Jika engkau cinta maka dakwah adalah Ikhlas
Menghiasi hati, memotivasi jiwa untuk berkarya Seperti Kata Abul Anbiya, “Sesungguhnya sholatku ibadahku, hidupku dan matiku semata bagi Rabb semesta” Berikan hatimu untuk Dia, katakan “Allahu ghayatuna”
Jika engkau cinta maka dakwah adalah Amal
Membangun kejayaan ummat kapan saja dimana saja berada yang bernilai adalah kerja bukan semata ilmu apalagi lamunan.
Sasarannya adalah perbaikan dan perubahan, al ishlah wa taghyir Dari diri pribadi, keluarga, masyarakat hingga negara Bangun aktifitas secara tertib tuk mencapai kejayaan
Jika engkau cinta maka dakwah adalah Jihad
Sungguh-sungguh di medan perjuangan melawan kebatilan Tinggikan kalimat Allah rendahkan ocehan syaitan durjana Kerjakeras tak kenal lelah adalah rumusnya,
Tinggalkan kemalasan, lamban, dan berpangkutangan
Jika engkau cinta maka dakwah adalah Taat
Kepada Allah dan Rasul, Alqur-an dan Sunnahnya serta orang-orang bertaqwa yang tertata Taat adalah wujud syukurmu kepada hidayah Allah karenanya nikmat akan bertambah melimpah penuh berkah
Jika engkau cinta maka dakwah adalah Tadhhiyah
Bukti kesetiaan dan kesiapan memberi, pantang meminta
Bersedialah banyak kehilangan dengan sedikit menerima Karena yang disisi Allah lebih mulia, sedang di sisimu fana belaka Sedangkan tiap tetes keringat berpahala lipat ganda
Jika engkau cinta maka dakwah adalah Tsabat
Hati dan jiwa yang tegar walau banyak rintangan Buah dari sabar meniti jalan, teguh dalam barisan Istiqomah dalam perjuangan dengan kaki tak tergoyahkan Berjalan lempang jauh dari penyimpangan
Jika engkau cinta maka dakwah adalah Tajarrud
Ikhlas di setiap langkah menggapai satu tujuan Padukan seluruh potensimu libatkan dalam jalan ini, Engkau da’i sebelum apapun adanya engkau Dakwah tugas utamamu sedang lainnya hanya selingan
Jika engkau cinta maka dakwah adalah Tsiqoh
Kepercayaan yang dilandasi iman suci penuh keyakinan Kepada Allah, Rasul, Islam, Qiyadah dan Junudnya Hilangkan keraguan dan pastikan kejujurannya… Karena inilah kafilah kebenaran yang penuh berkah
Jika engkau cinta maka dakwah adalah Ukhuwwah
Lekatnya ikatan hati berjalin dalam nilai-nilai persaudaraan Bersaudaralah dengan muslimin sedunia, utamanya mukmin mujahidin Lapang dada merupakan syarat terendahnya , itsar bentuk tertingginya Dan Allah yang mengetahui menghimpun hati-hati para da’i dalam cinta-Nya berjumpa karena taat kepada-Nya Melebur satu dalam dakwah ke jalan Allah, saling berjanji untuk menolong syariat-Nya

Al-Ikhlas, yaitu mengikhlaskan niat hanya kepada Allah saja. ‘Amal yang didasari pemahaman dan keikhlasan, dalam rukun ini disebutkan maratibul ‘amal (tata urutan amal) mulai dari pembentukan pribadi muslim hingga ustadziyatul ‘alam. Jihad dengan tingkatan-tingkatannya. Tadhiyyah yaitu seorang al-akh harus siap untuk berkorban di jalan dakwah ini. Kemudian rukun taat, yaitu menunaikan perintah baik dalam keadaan sulit maupun bersemangat, dalam rukun ini dijelaskan tiga tahapan dakwah yaitu ta’rif, takwin dan tanfidz. Berikutnya yaitu rukun tsabat (teguh pendirian), yaitu teguh untuk beramal betapapun beratnya dan jauhnya masa yang harus dilalui. Rukun kedelapan yaitu tajarrud (totalitas), yaitu membersihkan pola pikir dari prinsip dan nilai lainnya, karena fikrah islam adalah fikrah yang paling tinggi dan sempurna. Kemudian yang berikutnya adalah rukun ukhuwwah, dimana ukhuwwah dimulai dari salamatush shadr (berprasangka baik) hingga pada tingkat itsar mendahulukan kepentingan saudaranya. Dan ditutup dengan rukun tsiqoh yaitu rasa percaya yang disebabkan kepuasan jundi kepada jajaran qa’idnya, dimana hal ini sebenarnya merupakan beban berat bagi qa’id karena untuk mewujudkan kepuasan tersebut ia harus membangun kredibilitas dan memperbaiki dirinya, disamping itu jundinya juga harus mengenal lebih jauh para qa’id mereka/
Ustadz Ihsan Tandjung membuat klasifikasi atas sepuluh rukun ini dengan membagi dua kelompok yaitu kelompok pertama adalah rukun al-fahmu yang terkait dengan lingkup pribadi, yang kedua adalah rukun ikhlas, amal, jihad, tadhiyyah, taat, tsabat, tajarrud, ukhuwwah, tsiqoh, yang mulai masuk pada lingkup interaksi di luar pribadi yaitu lingkup berjama’ah, dimana aspek dalam kehidupan berjamaah ini terkait erat dengan komitmen yang kuat, sedangkan pada lingkup pribadi didasari oleh pemahaman yang lengkap dan menyeluruh. Oleh karena itu Ustadz Ihsan Tandjung mengistilahkan kelompok pertama dengan Al-Fahmu Syamiil (pemahaman yang menyeluruh) dan yang kedua dengan iltizaamul kaamiil (komitmen yang sempurna).

Sumber:  Dwiewulan's.htm, halaqahmuntijah@gmail.com.,

Jumat, 09 Desember 2011

PROFIL JPRMI

PROFIL JPRMI

“ Yang memakmurkan mesjid-mesjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk".
(QS At-Taubah 18)


Rasulullah bersabda:

v  “Tidaklah suatu kaum berada di masjid Allah, membaca kitab Allah dan mempelajarinya diantara mereka, kecuali Allah turunkan sakinah kepada mereka, dilingkupi oleh rahmat, dinaungi malaikat dan Allah menceritakan mereka dikalangan malaikat” (HR Abu Dawud).


v  “Ada tujuh golongan manusia yang Allah akan menaungi mereka (dihari kiamat) yang tiada naungan kecuali hanya naungan-Nya, yaitu : Pemimpin yang Adil. Anak muda yang tumbuh menjadi dewasa dalam keadaan selalu mengabdi kepada Allah SWT, Seorang yang hatinya terpaut di Masjid… (Bukhari-Muslim)













Sejarah JPRMI ( Jaringan Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia )

JPRMI ( Jaringan Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia ) pada awalnya dideklarasikan di Jakarta tanggal 7 Sya’ban 1426 H bertepatan dengan 11 September 2005.
Deklarasi dilakukan oleh 36 utusan dari 27 OPRM seperti RISKA Sunda Kelapa Jakarta Pusat, YISC Al-Azhar Jakarta Selatan,  PRISMA At-Tien Jakarta Timur, MADARIS Islamic Center Jakarta Utara, dan RISMATA At-Taqwa Jakarta Barat.

Keberadaan JPRMI menyebar di media massa saat menggelar aksi penolakan pornografi & pornoaksi yang dihadiri oleh 5000 massa.

Atas desakan dari berbagai daerah yang ingin bergabung dengan JPRMI, maka dideklarasikan JPRMI tingkat Nasional pada tanggal 19 Mei 2006 di Cibubur Jakarta yang dihadiri oleh utusan dari 30 propinsi.

Organisasi JPRMI

Visi
” Di shaf  terdepan dalam mengusung peradaban Islam, melahirkan pemimpin muda berbasis masjid dalam bingkai persatuan ummat ”

Misi
  1. Mengembalikan fungsi masjid sebagai sentral kegiatan ummat.
  2. Melahirkan kader-kader muda yang kreatif, mandiri serta berkarakter pemimpin berbasis masjid.
  3. Mendorong semua OPRM (Organisasi Pemuda Dan Remaja Masjid) untuk menyatukan visi dan arah perjuangan dalam mewujudkan cita-cita peradaban.









logo jprmi1








Makna Lambang
v  Bulan & Bintang: Simbol masjid sebagai markas perjuangan dan sentral kegiatan ummat
v  Garis Menyudut: Simbol garis bumi tempat kita berpijak dan berdakwah
v  Gambar Kanan Atas: Pemuda yang mengajak dan menyeru pada jalan kebenaran
v  Merah: Semangat yang menggelora dari kaum muda
v  Biru: lambang persatuan dan kecerdasan
v  Hijau: Agar seluruh permukaan bumi ini  dinaungi oleh Islam yang rahmatan lil’alamin
v  Kuning: menyinari dan menerangi ummat


Makna Keseluruhan
Komunitas pemuda Islam yang senantiasa berjuang meninggikan panji-panji agama Allah melalui kegiatan syiar dan dakwah Islam dengan berbasis masjid sebagai kesatuan wadah dan barisan perjuangan.






Program Unggulan JPRMI
1.   Training JPRMI


 











2.   Sekolah Berbasis Masjid
Sekolah berbasis masjid (mosque Schooling) yang merupakan kelanjutan dari TPA & TQA berbasis story telling dengan 3 bahasa (Indonesia, Arab & Inggris).
Segmentasi : siswa SD- PT
Kegiatan : Mengaji, KBM khas, outbound, dll
3.   Komunitas Remaja Muslimah (KORMA)
Komunitas khusus remaja muslimah berisi kegiatan-kegiatan ke akhwatan.



Jumat, 14 Oktober 2011

PERJALANAN KE TANAH SUCI...1

Labaik Allahumma Labaik, labaikala syari kala ka labaik, Innalhamda wa ni'mata...lakal mulku lasyarikala.....

Diceritakan seorang ulama " Abdullah Bin Mubarok" akan berangkat menuju Mekah melaksanakan ibadah haji, di tengan perjalanan beliau bertemu dengan seorang ibu dengan anaknya yang sedang mengais-ngais bangkai hewan, kemudian mereka memakannya. melihat kejadian itu sang ulama langsung menegur ibu, " hentikan..apakah kau tidak tahu bahwa bangkai itu haram untuk dimakan?...Namun dengan tenang dan bernada diplomatis, si ibu menjawab " untuk mu bangkai ini haram tapi untuk perutku tidak"...terenyuh meihat kejadian tersebut, akhirnya ulam tersebut memberikan semua bekal perjalanannya menuju ke Baitullah kepada si ibu tersebut.
cerita ini menggambarkan bahwa hakikat haji tidak mesti harus menjalankan ritual semata, ketika ada saudara kita yang membutuhkan maka alangkah baiknya mementingkan saudaranya..betapa banyak orang yang pergi ke haji hanya karena gelar "HAJI" atau karena malu sama tetangga yang sudah lebih duluan berangkat...perjalanan haji adalh perjalanan suci menuju baitullah, kalao saja orang-orang yang sudh pergi ke baitullah tersbut benar-benar menghayati hikamh perjalann sucinya tersebut..mungkin tidak ada lg orang yang mearasa kelaparan dan kesusuahn di negerinya sendiri.....
mudah-mudahan anda yang sedang berangkat ke tanah suci diberi hikmah dan plang menjadi haji mabrur...Amiin

Kamis, 13 Oktober 2011




LAGI LAGI MASALAH PERBATASAN.....

Berulang kali permasalahan perbatasan antara indonesia dan negara tetangga (malaysia) menjadi bahan pembicaraan publik, sekrang temuan "pencaplokan" wilyah kembali di suarakan oleh DPR dan masyarakat. setelah sukses merebut Pulau Sipadan dan dn ligitan, Malaysia kembali membuat gerah Indonesia dengan mencaplok Dusun Camar Bulan dan Tanjung Datu di Kalimantan Barat....
berdsarkan berita dari editorial Koran Media Indonesia yang terbit 12 Oktober 2011, wakil Ketua Komisi I DPR TB. Hasanudin mengungkapkan fakta baru berdasarkan dokumen dan peninjauan lapangan bahwa kita (Indonesia) telah kehilangan 1.500 hektare di camar bulan dan 800 Ha di kawasan tanjung datu..tidak hanya itu saja, Malaysia juga ternyata sengaja memeperlakukan kedua wilayah tersebut bak wilayahnya sendri dengan menyulapnya jadi taman nasional...wah..wah...wah...
kondisi kesejahteraan yang jauh berbeda, menjadikan masyarakat di wilayah perbatsan acuh tak acuh dengan kondisi ini...hal ini juga diungkapkan salah satu hakim konstitusi yang pernah tinggal di wilayah perbatasan tentang kesenjangan pertumbuhan ekonmi dan pembangunan sehingga warga indonesia yang lebiih nyaman beraktivitas dan tinggal di malaysia, sampai2 ada warga indoesia yg jadi polisi di raja malaysia (kebangetan tuch)....
Cerita yang sama juga disampaikan oleh salah satu teman saya waktu kuliah, Dulu pasa kuliah saya sekamar dengan mahasiswa asal Kabupaten Bulungan Kalimantan Timur, yang kebetulan dekat dengan perbatsan Indonesia-Malaysia..dia bercerita tentang sejumlah perbedaan kesejateraan di daerah perbatsan, banyak waga indonesi yang berkaktifitas sehari-hari seperti ke pasar di wilayah malaysia, sselain jarak yang dekat suasananya juga nyaman dan harga terjangkau....

Pemerintah seharusnya tidak terlalu "reaktif" terhadap laporan ini, alih-alih membela diri dari kenyataan,, sebaiknya kita bersama-sama bekerja lebih baik untuk menjaga keutuhan wilayah NKRI dari darat, laut dan udara, serta tak lupa memperhatikan secara penuh kondisi masayrakat di daerah perbatsan....jika tidak diimbangi dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup memadai bagi warga perbatasan, maka "Bullsit" kalo kesejahteraan dan perhatian masayarkat akan wilayah NKRI bisa dipertahnkan....

Mari kita jaga negeri ini...
bangun kembali wilayah perbatasan agar lebih baik..
jangan sampai warga di perbatasan lebih memilih "Negara tetangga" karena rumputnya lebih hijau.........Hijaukan rumput kita, supaya indah pada akhirnya..

GAMBARAN KABUPATEN SUBANG

Bab II Kondisi Umum Kabupaten Subang

Selasa, 11 Oktober 2011

HEBOOH.............AKSI AKROBATIK POLISI SUBANG

INI DIA...AKSI AKROBATIK SALAH SATU PERSONEL POLANTAS SUBANG....

HEBOOH.............AKSI AKROBATIK POLISI SUBANG

Aksi Akrobat Polisi Subang Bikin Heboh di YouTube
Oleh: Annas Nashrullah
Selasa, 11 Oktober 2011, 12:48 WIB
INILAH.COM, Subang - Aksi polisi yang ditayangkan di YouTube kembali menguncang dunia maya. Kali ini, ditunjukkan anggota Satuan Lalu (Satlantas) Lintas Polres Subang Bripka Karno Suroyo yang beraksi di atas motor dinasnya.
Setelah Briptu Norman Kamaru beraksi dengan menyanyikan lagu “Chaiya-chaiya” secara lip sync di YouTube, kali ini seorang anggota Polri bernama Bripka Karno Suroyo kembali beraksi di YouTube. Namun kali ini anggota Satlantas Polres Subang itu tidak bernyanyi, tetapi berakrobat diatas motor dinasnya.
Dalam tayangan video berdurasi 5 menit 29 detik itu, Bripka Karno yang mengenakan pakaian lengkap Satlantas mengendarai motor patwal. Dia melakukan aksi akrobatik di atas motornya di jalanan sepanjang 15 km atau dari Jalan Cijambe menuju Ciater, Subang.
Tentu saja, bagi yang tidak memiliki keahlian, aksi Bripka Karno ini sangat membahayakan. Pasalnya, sepanjang jalan 15 Km Bripka Karno menunjukan kebolehannya di atas motor dengan melepas kedua tangannya.
Aksi lepas tangan itu dilakukan Bripka Karno dengan posisi duduk, berdiri, bahkan setengah tidur dengan kecepatan kendaraan rata-rata 80 km per jam dan jalanan dalam kondisi banyak lalu lalang kendaraan serta berkelok-kelok.
Dalam video berjudul 'Aksi Akrobatik Polantas Subang' yang diposting oleh seseorang dengan akun 00759670 pada 4 Oktober lalu, Bripka Karno tampak menikmati aksinya. Sesekali dia terlihat melempar senyum dan posisi hormat kepada pengguna jalan yang melintas dari arah berlawanan.
Menurut Karno, aksi akrobatnya itu bukan untuk mencari sensasi tapi memang sudah menjadi kebiasaan dalam beberapa tahun ini sebagai polantas. "Tujuannya menghibur saja. Pimpinan merespons dan menganggap aksi ini sebagai hiburan,” kata Karno.[bay]
MENIRU KARKTERISTIK ORANG SUKSES.....

Setiap orang ingin menjadi sukses. Namun kebanyakan orang menganggap bahwa mencapai kesuksesan bukanlah hal yang mudah untuk diraih.Untuk bisa mencapai keberhasilan, Anda bisa meniru karakteristik orang sukses dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini, yang dikutip dari 2 achieve your goals.

1. Memiliki rencana dan komitmen yang jelas
Pertama-tama, Anda harus mengetahui apa yang Anda inginkan. Pikirkan rencana dan berapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk bisa mencapai tujuan tersebut. Hal itu pun akan mempermudah dalam mencapai tujuan Anda.

Nah, perbedaan utama antara sukses dan gagal adalah kesuksesan memiliki rencana yang jelas. Sedangkan kegagalan adalah tidak punya rencana yang jelas dan tidak berkomitmen dalam mencapainya.

2. Manajemen waktu
Manajemen waktu adalah salah satu hal mendasar dalam kesuksesan. Orang cenderung tidak menggunakan waktunya dengan baik. Padahal dengan manajemen waktu yang terkontrol Anda bisa menyelesaikan urusan lebih cepat.

3. Cari peluang dan ambil tindakan
Jangan menyia-nyiakan kesempatan yang datang. Setiap kesempatan akan membantu Anda untuk mencapai tujuan. Untuk itu, manfaatkan kesempatan yang datang sebaik-baiknya dengan mengambil tindakan-tindakan yang cerdas.

4. Percaya diri
Sebuah kegagalan merupakan hal yang wajar. Kegagalan sebaiknya tidak mempengaruhi keyakinan Anda untuk tetap bisa mencapai tujuan. Anda harus bisa mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dan melakukan upaya-upaya dengan rasa percaya diri.

(Sumber : www.detik.com)

7 Keajaiban Rejeki from Ippho Santosa..

Sebuah perjalanan.................

ASSALAMU'ALAIKUM WR. WB.

Semoga kita tetap "HIDUP" dalam kehidupan, dan tidak "MATI" sebelum kematian hakiki datang menjemput...
sebuah perjalanan dimulai ketika kita dilahirkan ke dunia, jauh sebelumnya kita telah bersumpah untuk menyembah dan beribadah pada ALLAH SWT......
Menapaki lika-liku hidup yang penuh misteri dan penuh kefanaan..takkan pernah kita tersesat bila bersandar pada Syariat Allah SWT...